
SMAN 1 Lembar Gelar Simulasi Tanggap Bencana Gempa Bumi, Dalam Rangka Memeriahkan Pelaksanaan HUT NTB ke 65
Lombok
Barat - Suara sirene yang meraung-raung cukup menghentak keheningan pagi di SMAN
1 Lembar. Suara yang cukup mengagetkan tersebut membuat puluhan peserta didik,
guru beserta sataf pegawai yang tengah beraktivitas segera berlindung di bawah
meja dan sebagian berhamburan keluar ruangan.
Kejadian
itu merupakan simulasi saat terjadinya bencana alam yang diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov NTB Dalam rangka memeriahkan
pelaksanaan HUT NTB ke 65 dan
mengadakan Lomba Pembuatan Video Sekolah Tangguh Bencana di lingkungan satuan Pendidikan SMA/SMK/SLB se-NTB.
Simulasi bertujuan memberitahukan cara penyelamatan saat terjadinya bencana
alam kepada seluruh warga sekolah lingkup Pemprov NTB.
Simulasi dan perlombaan tersebut
diperintahkan langsung oleh kepala Dinas dikbud NTB Dr. H. Aidy Furgan, M.Pd.
melalui surat undangan Nomor : 420 /5163.UM/Dikbud Perihal Lomba Pembuatan Video Sekolah
Tangguh Bencana.
Dalam
simulasi tersebut, seorang siswa yang diibaratkan sebagai korban digotong menggunakan
tandu oleh Tim dari PMI sekolah dan menyisir setiap ruangan untuk mencari
korban yang terjebak dan segera angkat menggunakan tandu untuk mendapatkan
penanganan medis secepat mungkin, sedangkan siswa lain dan guru beserta staf pegawai
lainnya berkumpul di TKS (Titik Kumpul Sementara) yang berada di lapangan
basket SMAN 1 Lembar.
Dalam prosesnya
sekolah mengambil tema bencana alam gemapa bumi dan melakukan pengambilan
gambar selama 2 hari yaitu pada jumat (08/12/230 dan pada sabtu (09/12/23). Diharapkan
pada video yang berdurasi sekitar 3-10 menit tersebut dapat memberikan
pembelajaran dan pelatihan kepada semua warga sekolah serta telah mengandung
dan menerapkan aspek aspek keselamatan saat terjadi berncana alam khususnya
gempa bumi.
Kelapa sekolah
SMAN 1 Lembar H. Suryadi, M.Pd sebelumnya telah memberi arahan terkait bencana
gempa, langkah-langkah penyelamatan dan apa saja yang mesti diperhatikan saat
terjadi gempa.
"Penting
untuk kita ketahui pada saat terjadi gempa, segera berlindung di bawah meja dan
lindungi kepala menggunakan benda keras, seperti buku yang tebal, dan
berlindung di bawah tiang yang kokoh, karena tiang adalah struktur bangunan
terkuat, jangan di dekat jendela yang mudah hancur".
Simulasi
bencana alam adalah hal yang penting, karena dengan simulasi dapat mengetahui
cara penanganan menyelamatan diri sendiri dan menyelamatkan orang terdekat. Dan
yang tidak boleh dilupakan saat terjadi bencana adalah jangan panik, karena
dengan rasa panik membuat orang kehilangan akal sehat sehingga dapat melukai
diri sendiri seperti nekad lompat dari gedung yang tinggi. Bahaya tersebut
dihindari dengan berpikir logis sambil berupaya menyelamatkan diri dan kalau
bisa juga menyelamatkan orang lain.
Lebih lanjut
kepala sekolah mengatakan, simulasi itu harus terus menerus dilakukan agar
terbentuk semacam pola pembiasan dan lama kelamaan akan menjadi kebiasan.
Jika sudah
menjadi kebiasaan, lanjutnya, maka ketika mengalami bencana gempa bumi yang
nyata, refleks kita cenderung akan mempraktekkan kebiasan yang telah terbangun
dari simulasi yang rutin dilaksanakan sehingga bisa meminimalisir kepanikan
yang berlebihan.